Follow Us @soratemplates

Saturday, April 20, 2013

A Valuable Diamond

April 20, 2013 0 Comments


Tidak terasa aku sudah hidup di dunia ini lebih dari seperempat abad. Ada banyak kisah dalam kehidupanku. Lembaran kertas dan goresan pena tidak akan mampu untuk menceritakan setiap episode kehidupan ini.
Namun, aku hanya ingin sedikit mengingat masa kecilku. Masa kecil yang penuh warna dan cerita. Ingin kubagi walau hanya sepenggal kisah. Hanya sebagai pengingat dan penggugah rasa.
Terlahir sebagai anak bungsu, tentulah bukan pesanan atau permintaanku. Tapi, aku sangat bersyukur menjadi anak paling bontot. Hidup diantara keempat kakak yang sangat menyayangiku sungguh sebuah anugerah.
Menjadi anak terakhir, tentulah tidak aneh jika aku tumbuh menjadi anak yang manja. Apalagi sejak kecil aku sudah diberi ‘hadiah’ dengan penyakit yang begitu betah menyapa tubuhku. Mendapat ‘privilege’ sudah menjadi keharusan bagiku. Ya, tidak hanya di rumah, di sekolah pun aku selalu mendapatkan hak istimewa.
Kadang kemanjaanku sering membuat keempat kakakku kesal. Tapi, kadang dulu, aku tidak peduli dengan semua itu. Dan mungkin, mereka juga sudah memahami karakter ‘si bungsu’ ini.
Masih terekam jelas, ketika sesuatu terjadi denganku, pastilah kakak-kakakku yang akan disalahkan. Padahal, itu semua karena kesalahanku sendiri. Tapi syukurlah, mereka tidak pernah menyimpan perasaan dendam kepadaku.
Bagiku, Mamah, Bapak, dan keempat kakakku adalah harta yang sangat berharga. Mereka adalah guru bagiku. Aku bisa seperti sekarang, syariatnya karena bimbingan mereka. Merekalah yang mengajariku untuk mengenal agama dengan baik.
Tidak hanya itu, mereka juga adalah guru Bahasa Inggris terbaikku. Karena merekalah, aku bisa mencintai Bahasa Inggris, dan menjadikannya alat bagiku untuk menjemput keridhoan Allah.
Dulu, mungkin juga sampai sekarang, aku adalah seorang anak bungsu yang manja. Tapi, aku selalu berusaha untuk menjadi A VALUABLE DIAMOND bagi kalian semua. Terima kasih untuk cinta yang tak pernah putus dan doa tulus bagiku. I love you J


Friday, April 19, 2013

Telaga Inspirasi Tak Bertepi

April 19, 2013 2 Comments


Jika aku ditanya siapa orang yang paling berpengaruh dalam hidupku? Atau siapa tokoh inspiratif yang bisa menjadikanku seperti sekarang? Aku akan dengan yakin menjawab, IBU.
Bagiku, terlahir dari rahimnya merupakan anugerah terindah. Bisa mengenal dan menjadi bagian dari hidupnya adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa. Belajar banyak tentang segala hal darinya ialah harta yang tiada terkira.
Sejak aku terlahir ke dunia ini hingga sekarang, Ibu tidak pernah absen berada di sampingku. Semua waktunya telah habis untuk mengurusi aku dan keempat kakakku. Baginya melihat kebahagiaan kami ialah kebahagiaanya juga.
Aku bangga dengan ibuku. Seorang wanita yang berbeda dengan wanita lain. Di saat ibu-ibu lain sibuk dengan berbagai acara arisan dan shopping, Ibu lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah, memberikan seluruh waktunya untuk keluarga.
Bagiku, Ibu adalah sosok seorang guru, lebih tepatnya guru kehidupan. Darinya aku banyak belajar tentang banyak hal. Ibu selalu mengajarkan kepada anak-anaknya, kalau cinta itu tidak sesederhana mengucapkan. Cinta itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Cinta bukan hanya terucap, tapi juga harus tercipta.
Tidak hanya itu, bagiku ibu juga adalah seorang motivator hebat. Ketika aku terjatuh, ibulah yang selalu membuatku bangkit kembali. Kata-kata yang terucap darinya, bagaikan suntikan motivasi tak ternilai. Karena aku yakin, setiap kata yang terucap, itulah kata cinta yang tak pernah putus.
Ibu memang sumber inspirasi tak bertepi bagiku. Aku kadang berpikir, apakah aku bisa seperti Ibu? Ibuku itu sosok istri yang senantiasa patuh kepada suami. Ibu juga sosok seorang ibu yang selalu mencurahkan seluruh waktunya untuk anak-anaknya. Tidak pernah aku mendengar ibu mengeluh karena lelah mengurus kami.
Tidak jarang Ibu harus mengalah untuk tidak istirahat ketika kami sakit. Tapi, sebaliknya ketika Ibu sakit, Ibu kadang melupakan  rasa sakitnya itu. Ibu tidak ingin orang lain ikut merasakan rasa sakitnya.
Bagiku ibu itu bagaikan mentari yang senantiasa menyinari bumi. Tak peduli siang atau malam. Ketika malam tiba, cahayanya pada bulan tetap menyinari bumi. Tidak pernah ada kata berhenti untuk menyinari sekelilingnya. Tidak akan pernah ada kata lelah untuk memberi.
Aku hanya berharap, aku akan selalu bisa merasakan kedamaian telaga inspirasi ini. Dan tentu saja, aku juga selalu berdoa agar aku pun bisa menjadi telaga inspirasi bagi orang-orang di sekitarku. Aku akan terus belajar darimu, Ibu, karena engakaulah telaga inspirasi tak bertepi. 
http://www.zalora.co.id/
http://blog.zalora.co.id/