Follow Us @soratemplates

Monday, April 14, 2014

Assalamu'alaikum, Beijing! [Resensi]


Judul              : Assalamu’alaikum, Beijing!
Penulis           : Asma Nadia
Penerbit         : Noura Books
Cetakan ke-1 : Oktober 2013
Tebal              : 342 halaman
Harga             : Rp 54.000,00

“Ajarkan aku mantra pemikat cinta Ahei dan Ashima, maka akan kutaklukan penghalang segala rupa sampai cintaku padanya.

Kisah tentang cinta, namun bukan kisah yang berawal dari ketidaksengajaan dan berakhir dengan indah yang memaksa. Ini adalah sebuah kisah yang mengajarkan kita tentang cinta yang seutuhnya. Cinta yang dilandasi atas dasar cinta paling luhur kepada Sang Maha Mencintai.
Cinta seorang gadis yang tulus kepada seorang lelaki yang awalnya ia anggap sebagai sahabat, akhirnya harus ia relakan demi perasaannya sebagai seorang wanita. Dalam kesendirian ia terus melangkah. Awalnya hanya untuk menghapus jejak yang sulit menghilang dalam alam pikirnya. Tapi, ternyata cinta tak pernah putus asa untuk menyapa setiap insan, meski ia telah tersakiti karenanya.
Cinta kembali melambaikan tangan kepadanya. Ia berpikir itu hanyalah cinta sesaat yang tak mungkin bisa berlanjut menuju kisah berujung bahagia. Bagaimana tidak, pertemuannya dengan sosok yang membuatnya merubah persepsi tentang lelaki non muslim berubah. Keramahan dan kelembutan lelaki itu membuatnya bertanya pada dirinya sendiri, apakah lelaki itu benar-benar sosok yang selama ini ia cari?
Perbedaan negara, budaya dan tentu saja agama, sesuatu yang paling ia agungkan, terbentang luas diantara keduanya. Ia tak pernah berpikir terlalu jauh dengan hubungan yang ia jalin. Persahabatan saja sudah sangat cukup baginya.
Tapi, takdir berkata lain. Rasa cinta memang akan mengalahkan segalanya, termasuk perbedaan yang menurut logika terlalu sulit dan tidak mungkin. Berbagai cara yang mungkin awalnya sangat tidak masuk akal, sepertinya terjadi dengan mudah atas dasar cinta. Meski kenangan masa lalu pun kembali menyapa. Tapi, keyakinan untuk terus melangkah dan melupakan masa lalu, telah membuatnya siap menerima kisah hidup berikutnya bersama seorang laki-laki pengagum mitologi.
Perjalanan panjang itu singgah sebentar dalam kebahagiaan terucapnya janji suci.  Meski mereka berdua harus mengikat ikrar suci dalam suasana yang tak wajar dan ruangan yang tak semestinya. Tapi, dengan cinta semuanya menjadi terlihat lebih indah.

Novel ini begitu ‘renyah’ untuk dinikmati. Jalan ceritanya memanjakan imajinasi dan emosi pembaca. Setting Cina yang begitu kuat mengajak pembaca merasakan langsung atmosphere negeri tirai bambu tersebut. Tidak ada titik kebosanan yang ditemukan saat membaca halaman demi halaman.

No comments:

Post a Comment