Follow Us @soratemplates

Saturday, November 29, 2014

Last Child


“Enak ya jadi anak bungsu.”
“Ah, wajar anak bungsu, makanya manja.”

Dua ungkapan yang menjadi kalimat wajib diucapkan untuk anak bungsu.  Makanya sebagai anak bungsu, aku hafal banget dua kalimat itu. Apa nggak ada kalimat yang lain? Itu yang sering terlintas dalam benakku ketika mendengat dua kalimat paling digandrungi itu.
Ok. Sekarang kita ngobrol dikit yuk tentang anak bungsu. Apa benar semua anak bungsu itu manja? Apa benar, menjadi anak bungsu itu menyenangkan?
Hmm....Rasanya semua yang mereka ungkapan tentang anak bungsu tidak selamanya benar. Anak bungsu itu manja? Please deh, sekali lagi please...please...jangan menyamaratakan semua anak bungsu. Nggak semua anak bungsu itu manja? Dan lagi, kalau pun ada anak bungsu yang manja, bukan karena ia terlahir menjadi anak bungsu, tapi lebih kepada didikan orangtuanya saja.
Coba deh, kita lihat pola asuh di keluarga. Kebanyakan orangtua memperlakukan anak bungsu itu sebagai sosok yang harus selalu dilindungi oleh kakak-kakaknya. Ia harus senantiasa menjadi sosok yang manis dan tidak terganggu. Padahal kita (curhat dikit.com) tuh nggak minta kok untuk diperlakukan seperti putri istana ataua putra mahkota.So, kalau anak bungsu manja, jangan salahkan keadaan, tapi lihatlah penyebab keadaan itu terjadi.
Nah, yang berikutnya pernyataan kalau menjadi anak bungsu itu menyenangkan. Benarkah? Jujur deh, kadang kebanyakan dari kita tuh selalu memandang rumput tetangga lebih baik daripada rumput di rumah sendiri. Eh, lupa kita lagi ngobrolin anak bungsu ya, bukan rumput :P.
Ini pernyataan yang sebenarnya keluar dari mulut kakak-kakak yang merasa tersisihkan. Kenapa bisa gitu? Ya bisa. Kadang untuk orang yang terlahir menjadi anak pertama atau kedua diberi tugas menjaga si anak bungsu. Biasanya kalau ada apa-apa dengan si anak bungsu, si kakaklah yang disalahkan. That’s I feel J.
Tapi, kembali lagi, anak bungsu juga nggak minta atau menawar untuk dilahirkan sebagai anak bungsu. Jadi, kalau kataku, dilahirkan menjadi anak ke berapapun, ya syukuri aja. Tidak ada masalah mau jadi anak sulung, tengah atau bungsu, karena itu semua sudah ditakdirkan oleh Allah SWT.

I am happy becoming the last child. Yes, I am spoiled child, but I’m the most kind-hearted younger sister, too. Trust me! J

No comments:

Post a Comment