Follow Us @soratemplates

Wednesday, December 14, 2016

Cash? Masih Zaman?

Sumber: www.kompasiana.com


“Bagaimana, Mas, Mbak, jadi mau menjadi nasabah di asuransi kami?” tanya seorang agen asuransi dengan penuh harap.
“Maaf lho, Bu. Sebenarnya kami berdua sangat tertarik dengan program asuransi dari perusahaan Ibu. Tapi, ada satu hal yang masih mengganjal di hati kami,” jelas suamiku, “Kami kan mobilitasnya tinggi. Kami mungkin tidak akan tinggal di kota ini terus, selain itu karena kesibukan juga kami takut lupa untuk bayar asuransi. Nah, kalau seandainya perusahaan Ibu menggunakan auto-debet, pasti kami langsung eksekusi dari kemarin,” lanjut suamiku.

Itulah percakapan singkat antara suamiku dan seorang agen asuransi. Aku dan suami terkadang tidak habis pikir dengan sistem yang dijalankan oleh para perusahaan ataupun pengusaha yang masih bersifat konvensional. Padahal, kita semua sudah sangat tahu dengan perkembangan zaman yang semakin gadget-minded.
Jika dulu, orang terlihat kaya dan makmur ketika dompetnya tebal. Tapi, sekarang, sudah bukan zamannya lagi. Kepraktisan dan keamanan jauh lebih diperhitungkan. Saat ini, ketakutan orang sudah begitu tinggi. Dengan tingginya angka kriminalitas, keamanan menjadi sangat diperhitungkan. Karena alasan itulah, orang-orang sudah berpikir bagaimana agar ia bisa tetap wara-wiri sekehendak hati tanpa ketakutan akan uang yang dibawa.
Tidak hanya itu, sisi kemudahan pun menjadi hal yang dicari. Ketika kita membayar dengan uang cash, tidak jarang kita harus menyediakan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan sebuah transaksi. Tapi, dengan fasilitas non tunai, semua bisa dilakukan hanya dengan hitungan detik.
Memang itulah salah satu alasan mengapa Bank Indonesia mencanangkan Gerakan Nasioanal Non Tunai (GNTT) pada 14 Agustus 2014. Pemerintah ingin menciptakan masyarakat yang sadar akan manfaat lebih dari menggunakan fasilitas non tunai. Karena sudah saatnya kita menjadi bagian dari Less Cash Society (LCS). Manfaat yang didapat dari menggunakan non tunai memang begitu banyak, diantaranya: praktis dan aman, efisiensi biaya, memudahkan dalam menghitung aktivitas ekonomi, dan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money).

Gerakan Nasional Non Tunai memang sudah saatnya diterapkan di negara ini. Apalagi orang-orang kita sudah semakin melek teknologi. Hal ini terbukti dari data yang menyebutkan Indonesia merupakan pelaku ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Dan, sebagai bagian dari peradaban modern, kita sudah seharusnya mengikuti perubahan zaman. Saat ini bukan lagi saatnya ber-riweuh ria dengan menenteng uang atau melakukan transaksi secara konvensional. So, kamu masih mau bayar cash nih? Memangnya masih zaman ya?   

No comments:

Post a Comment