Ini Bandung, Nak!
ruangmaknaqu
July 29, 2016
0 Comments
Banyak hal yang berbeda
di lebaran tahun ini. Aku merasa Hari Raya Idul Fitri kali ini memberi makna
yang begitu dalam. Setelah 8 bulan lebih tidak menyapa kampung halaman, hari
raya ialah waktu yang paling dinanti. Ada rasa yang memaksa, ada rindu yang
harus terobati.
Perjalanan mudik kali ini
memang penuh tantangan. Suami yang sedang riweuh
dengan kerjaan di kantor membuat aku khawatir rencana mudik akan tertunda. Apalagi
2 minggu sebelum keberangkatan, suami memberi tahu kalau akan ada pelatihan
setelah hari raya. Itu artinya, suami tidak bisa mengambil cuti setelah cuti
bersama. Tapi, syukurlah, karena izin yang diajukan oleh suami sudah dari 3
bulan sebelumnya, jadi pihak pimpinan pun tetap memberikan izin.
Tantangan mudik tidak
berhenti sampai di situ. Tepat seminggu sebelum keberangkatan menuju Bandung,
mulai muncul pemberitaan tentang himbauan kepada PNS untuk tidak mengambil cuti
setelah hari raya. Aku dan suami menghela napas panjang. Pikiran dan perasaan
pun bercampur tidak menentu. Andaikan suami tidak diizinkan untuk mengambil
cuti, banyak hal yang harus kami pikrikan ulang. Mulai dari tiket kepulangan
yang sudah kami pesan 3 bulan sebelumnya, sampai menjaga perasaan kedua
orangtua yang tentunya waktu bertemu dengan cucunya sangat singkat.
Tapi, semuanya kami
serahkan kepada Allah Swt. Aku dan suami berdoa yang terbaik untuk semuanya.
Alhamdulillah, ternyata suami masih tetap diizinkan untuk mengambil cuti
tambahan. Aku dan suami bersyukur karena setidaknya waktu pertemuan dengan
keluarga di Bandung tidak terlalu singkat.
Tidak hanya tantangan
yang membuat mudik kali ini terasa berbeda. Perjalanan mudik kali pertama bagi
si kecil pun, menjadi perhatian besar kami. Semua persiapan sudah kami lakukan
dari jauh hari. Kami tidak menapik adanya kekhawatiran dengan perjalanan yang
tidak bisa dibilang dekat. Selain itu, bagi si kecil, inilah pertama kalinya
melakukan perjalanan menggunakan pesawat di saat usia masih 10 bulan kurang.
Namun, ternyata semua
ketakutan itu sama sekali tidak terjadi. Si kecil sangat menikmati perjalanan dari
Jember ke Surabaya pukul 10 malam, dan harus ditempuh dalam waktu 5 jam. Tidak
hanya sampai disitu, kami pun harus bersabar menunggu di bandara sekitar 3 jam,
hingga akhirnya melanjutkan perjalanan dengan pesawat menuju Bandung. Tapi,
syukurlah, dimanapun berada, si kecil asyik lirik kanan kiri dan menyapa setiap
orang didekatnya. #MemangAnakRamah J
Kedatangan si kecil di
tengah keluarga besar di Bandung memang sudah sangat dinanti-nanti. Senyuman,
tatapan mata tajam dan juga celotehannya membuat Mamah dan Bapak tersenyum lebar.
Si kecil mampu menjadi ‘obat’ bagi mereka. Kehadirannya memberi warna yang
berbeda.
Merayakan hari raya
bersama orangtua dan keluarga besar merupakan momen yang tidak bisa
tergantikan. Saat kebersamaan, melihat senyum bahagia kedua orangtua dan juga
keriuhan keluarga besar menjadikan semuanya akan menjadi kenangan di kemudian
hari. Apalagi bagiku yang sudah lama tidak berkunjung ke tanah kelahiran, momen
lebaran kali ini menjadi penawar rindu.
Menjejakkan kaki kembali di
bumi parahyangan kali ini pun, tidak akan kami sia-siakan begitu juga. Selain
memang ingin silaturrahim dan merayakan Idul Fitri, aku dan suami juga ingin
memperkenalkan si kecil Azka dengan tanah kelahirannya. Waktu 2 minggu, kami
manfaatkan untuk melihat kota Bandung dengan segala keindahannya. Kami pun
mengajak serta keluarga besar untuk menemani si kecil Azka untuk mengenal kota
kembang yang terus berkembang.
Meskipun memang terlalu
singkat waktunya untuk berkumpul dengan keluarga besar di Bandung. Rasanya
berat ketika harus menggantikan keceriaan di wajah Mamah dan Bapak dengan
tangis perpisahan. Tapi, aku bersyukur karena setidaknya ada kesan manis yang
tertinggal, ada rasa yang terobati. Lebaran yang sekaligus reuni plus
silaturrahim ini, akan menjadi cerita sendiri. Dan, satu hal lagi, aku dan
suami pun merasa senang karena sudah memperkenalkan si kecil akan kota
kelahirannya. Ada banyak kisah yang akan menjadi kenangan tersendiri baginya.
The upcoming event of Diary Hijaber "Hari Hijaber Nasional" on August 7th - 8th, 2016 at Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta. Don't miss it!!!