Follow Us @soratemplates

Friday, December 21, 2018

7 Cara Melatih Motorik Buah Hati Versi Intan Daswan

December 21, 2018 0 Comments



“Time flies so fast.”
Sebuah ungkapan yang sangat dalam bagi saya. Terutama ketika melihat si kecil yang begitu cepat bertumbuh. Perasaan baru kemarin mendengar tangisan pertamanya, sekarang sudah banyak bertanya dan maunya hehehe…

Ya, di usianya yang baru menginjak 3 tahun, memang banyak hal yang menarik untuk di-explore. Apapun bisa jadi bahan pertanyaan dan eksplorasi. Terkadang kalau saya tidak ingat dengan masa emasnya, ingin sekali mencegahnya melakukan hal yang menurut saya tidak sesuai. Tapi, di usianya memang sewajarnya ia melakukan hal tersebut.

Bagi saya, membersamai buah hati itu tidak hanya sekadar ada. Tapi, saya jga harus bisa melatih dan mendampingi tumbuh kembangnya. Tidak hanya secara fisik, tapi kemampuan motoriknya pun harus diperhatikan.

Dari sejak di dalam kandungan saya sudah menstimulan buah hati dengan banyak hal. Dan, tentu saja ketika sudah terlahir ke dunia pun, saya dan suami berusaha untuk menstimulan dengan segala hal yang positif. Apa yang didengar, dilihat dan dirasakannya, haruslah yang positif, terutama dari orang tuanya. Ya, karena saya dan suami tidak bisa memaksakan orang lain harus sama memperlakukan anak saya sesuai dengan pola asuh kami berdua.

Saya menstimulan anak pertama saya dengan mengajaknya bercerita, membaca buku dan juga bermain permainan edukatif. Saya dan suami sangat percaya kalau setiap anak itu terlahir cerdas, tinggal kita saja yang harus pandai menstimulan dan menjaga psikologis buah hati kita.

Saya pribadi memiliki 7 cara melatih motorik buah hati. Pengen tahu apa saja? Taraaa… Ini dia 7 cara melatih motoric buah hati versi Intan Daswan:
1.        Menjaga psikologis buah hati
Bagi saya, inilah yang paling penting, apalagi di usia emasnya. Saya bersyukur karena memiliki suami yang paham akan dunia parenting. Sejak dalam kandungan hingga sekarang, ia selalu menjaga psikologis anak kami.

2.        Benar-benar menghadirkan sosok Ayah dan Ibu bagi buah hati
Kehadiran ayah dan ibu sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Hadir di sini bukan hanya fisik, tapi juga pikiran dan hati. Ketika membersamai anak, cobalah hadirkan diri ini sepenuh hati. Tataplah mata anak kita, sentuhlah punggungnya, tertawalah bersama buah hati dan peluklah mereka. Rasakan akan ada energy positif yang mengalir, bukan hanya kepada anak kita, tapi kita sendiri pun akan merasakan hal yang sama.

3.        Mengajaknya bercerita
Ketika anak diajak bercerita, ia akan terpancing untuk bertanya banyak hal. Dan, tentu saja itu akan menstimulan kecerdasannya. Memang harus ekstra sabar dengan segala pertanyaan, yang kadang diulang berkali-kali. Tapi, disitulah proses belajar bagi setiap anak.

4.        Memperkenalkan buku sejak dini
Selain mengajaknya bercerita, mengajaknya membaca buku sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan, juga sangat baik untuk menstimulan kecerdasannya.

5.        Mengajaknya bermain permainan edukatif
Bermain adalah aktivitas yang sangat disenangi dan juga dibutuhkan oleh semua anak. Dengan bermain mereka akan belajar banyak hal baru. Bermain juga akan melatih motorik halus dan juga motorik kasarnya.

6.        Mengajaknya bermain di luar rumah
Banyak hal yang bisa diperkenalkan kepada anak ketika mereka bermain di luar ruangan. Mereka akan mengenal banyak hal baru. Selain itu, mereka juga akan melakukan aktivitas fisik yang sangat berguna untuk perkembangan motorik kasarnya.

7.        Memperhatikan asupan makanan
Ini yang tidak kalah penting dalam merangsang perkembangan motorik anak. Jangan sampai secara psikologis dan juga stimulant kecerdasan kita berikan, tapi kita lupa untuk memberikan makanan yang bergizi.
Memberi makanan kepada anak itu gampang-gampang susah. Kita harus pandai menyajikan makanan agar mereka mau menyantapnya. Selain makanan pokok, yang sering menjadi masalah bagi ibu-ibu ialah memberikannya makanan selingan atau cemilan. Seringkali kita bingung mau memberi cemilan apa. Pilihan cemilan yang ada di luaran sana tidak semuanya aman. Tapi, saat ini kita tak perlu risau, ada solusi bagi emak-emak untuk memberikan cemilan sehat bagi buah hati kita.



Solusi Makanan Selingan Sehat Bagi Anak

Yap, saat ini ada cemilan sehat yang sangat aman dikonsumsi oleh anak-anak usia 1-5 tahun. MondeBoromon Cookies. No Gluten, No sugar. Terbuat dari tepung kentang dengan campuran madu dan minyak ikan.

Monde Boromon Cookies sangat baik untuk melatih motorik buah hati kita. Bentuknya yang kecil-kecil dan langsung meleleh ketika masuk ke mulut. Membantu si kecil mengeksplorasi rasa, bentuk, tekstur serta kemampuan untuk makan. Selain itu, Monde Boromon Cookies juga sangat baik untuk kecerdasan si kecil karena mengandung DHA.

Pokoknya untuk ibu-ibu yang punya anak usia 1-5 tahun, sekarang nggak perlu risau dan bingung lagi nyari cemilan sehat. Monde Boromon Cookies solusinya. Cemilan sehat, harganya hemat, dan manfaatnya berlipat.



Wednesday, December 19, 2018

Target Blogging Tahun 2019

December 19, 2018 0 Comments



Biasanya kebanyakan orang punya resolusi setiap tahunnya. Entah itu yang berhubungan dengan perjalanan karier, rumah tangga, ataupun mungkin impian-impian lainnya. Sah-sah saja sih ketika kita membuat resolusi, toh itu positif dan untuk kebaikan kita juga.

Saya pribadi pun punya resolusi di tahun 2019, termasuk dalam hal ngeblog. Saya nggak kepengen dong cuman gini-gini doang. Kalau tahun 2018, saya hanya ngeblog untuk menjaga kewarasan dan tetap happy. Ya, di tahun 2019, saya harus punya target yang harus saya raih dan juga dapatkan. Apa aja sih target blogging saya di 2019? Ini dia 5 target blogging saya di 2019:
1.        Memiliki tampilan blog yang eye catching
Sebenarnya keinginan ini sudah dari pertama saya hijrah domain. Tapi, selalu terbentur waktunya untuk belajar dan konsultasi kepada teman-teman yang lebih ahli. Tapi, di tahun 2019, saya harus mulai melakukannya, agar blog yang saya miliki bisa lebih menarik.

2.        Content blog lebih edukatif, inspiratif dan menarik
Seperti tujuan awal saya menulis itu ingin menebar inspirasi. Saya ingin dengan jalan menulis ini, saya bisa berbuat sedikit kebaikan. Saya tidak berpikir untuk merubah dunia, tapi setidaknya untuk kedua buah hati saya. Selain itu, jauh lebih penting tulisan itu pun bisa sebagai pengingat diri saya sendiri.

3.        Menang lomba-lomba blog
Waduh, kalau ini keinginan sejak pertama kali ngeblog. Bukan untuk kesombongan, tapi sebagai pemantik semangat untuk terus menulis. Semoga di tahun 20919, target ini bisa tercapai.

4.        Menerima job
Meskipun saya masih berniat untuk menjadi part time blogger, tapi saya ingin mencoba mendapatkan job. Ya, job yang sesuai dengan kemampuan, baik itu kemampuan menulis, maupun kemampuan saya dalam hal waktu mengerjakannya.

5.        Menjadi part time blogger yang produktif
Ya, saya memang masih berniat untuk memilih menjadi part time blogger. Alasan kuatnya karena saat ini, saya masih harus focus mengurus dua buah hati yang masih berusia 3 tahun dan juga 6 bulan. Waktu menulis saya masih harus kejar-kejaran dengan membersamai mereka berdua. Tapi, meskipun menjadi part time blogger, saya ingin tetap produktif menulis, setidaknya bisa posting seminggu sekali.

Itu dia kelima target blogging saya di tahun 2019. Tentu saja semua target itu tidak hanya sebatas ditulis, tapi saya akan berusah untu mewujudkannya. Rencana yang hebatpun tidak ada artinya kalau hanya sebatas rencana. Mungkin dan pasti butuh usaha untu mewujudkannya. Tapi, saya yakin tidak ada yang tidak mungkin. I believe I can do it. I have to be better next year. I promise to myself.

Tuesday, December 18, 2018

Dapat 100 Juta? Enaknya Buat Apa ya?

December 18, 2018 0 Comments



Kalau dapat hadiah uang 100 juta, enaknya buat apa ya? Hmmm… 100 juta itu bisa dibilang banyak, tapi juga bisa dikatakan sedikit. Tergantung kita melihat dari sisi mana. Terus kalau menurut saya gimana?

Ya, kalau menurut saya sih, kalau dibelikan rumah yang nggak akan cukup. Tapi, kalau untuk lain, mungkin cukup. Misalkan untuk sedekah, untuk beli motor, untuk beli barang-barang yang harganya di bawah 100 juta. Bisa kan? Nah, kalau saya pribadi dapat hadiah 100 juta, mau tahu buat apa?

Impian terbesar saya ialah memberangkatkan kedua orang tua dan juga ibu mertua berangkat umroh. Yap, kalau saya diizinkan Allah untuk mendapatkan uang sebesar uang 100 juta, saya ingin memberangkatkan ketiga orang itu ke tanah suci.

Sebenarnya saya ingin memfasilitasi mereka untuk berhaji. Tapi, saya berpikir secara realitas aja. Kita harus nunggu berapa tahun untuk mewujudkan niat baik itu? Padahal keinginan kedua orang tua saya begitu kuat untuk menjejakkan kaki di tanah suci.

Bagi saya, sebuah kebahagiaan besar dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ketika saya bisa menjadi jalan terwujudnya impian besar kedua orang saya. Ini akan jadi hadiah yang indah bagi keduanya karena impiannya yang sudah terpatsejak lama, bisa tercapai.

Kenapa uang 100 juta itu nggak saya gunakan untuk kepentingan pribadi? Tidak. Saya tidak akan tergiur untuk berfoya-foya dengan uang 100 juta itu. Bagi saya, kalau untuk kesenangan pribadi sih mau uang sampai satu trilyun pun, pasti nggak akan cukup. Selain itu, saya pun hanya akan merasakan kebagaiaan sejenak. Senyuman yang ada hanya dari saya pribadi.

Tapi, ketika saya bisa memfasilitasi kedua orang tua dan ibu mertua untuk menunaikan ibadah umrah, bahagia yang saya rasakan akan jauh lebih besar. Senyuman kebahagiaan dan juga doa mereka, akan tetap tersimpan rapih dalam memori saya.

Sebenarnya memori indah itu tidak hanya untuk saya pribadi. Saya yakin, kedua orang tua dan ibu mertua pun, akan menyimpan memori indah ini. Bagi saya, senyum mereka itu seyum saja juga. Membuat mereka bahagia itu artinya saya pun sedang menabung kebahagiaan.

Semoga saja tulisan ini tidak hanya akan menjadi postingan di blog. Tapi, ini semua akan menjadi doa. Semakin banyak yang baca, semakin banyak pula yang mengaminkan. There’s nothing is impossible. Everything is possible, and I believe it.

Monday, December 17, 2018

5 Situs Belanja Favorit

December 17, 2018 0 Comments



Hidup di zaman digital itu banyak sekali kemudahannya. Mau apa saja nggak perlu repot dan capek keliling menghabiskan tenaga. Tinggal gerakkin jari, semuanya sudah ada di depan mata. Mau sambil tiduran pun, apa yang kita inginkan bisa datang langsung di rumah. Tapi, tentu saja kita harus punya saldo di rekening. Jangan mimpi semuanya datang dengan gratisan, memangnya kita hidup di negeri khayalan hehehe…

Saya pribadi awalnya nggak sebegitu familiar dengan situs-situs belanja. Tapi sekarang karena kondisi, saya jadi merasa terbantu dengan adanya situs-situs belanja tersebut. Pengen tahu, apa saja situs yang sering saya kunjungi? Ini dia 5 situs belanja favorit saya:

1.             Lazada
Ini sih situs belanja yang promo diskonnya biking ngiler. Selain itu harganya sangat-sangat bersaing dengan situs belanja lainnya. Perbedaanya Apalagi bebas ongirnya itu lho yang selalu buat hati tertarik belanja di sini. Biasanya saya dan suami beli barang-barang elektronik di situs belanja ini.

2.             Shopee
Situs belanja yang ini pun hampir sama dengan yang di atas. Toko-toko online-nya sangat bisa dipercaya. Setiap barang yang dikirim pasti nggak ada yang cacat. Oya, pengirimannya pun selalu tepat waktu. Pokoknya nggak bikin kecewa deh.

3.             Bukalapak
Situs belanja milik anak negeri ini pun sangat recommended lho. Saya dan suami sering mengunjungi situs ini untuk mencari permaianan edukatif untuk si kecil. Harganya bersahabat, pengirimannya cepat dan pengemasannya juga bagus.

4.             Tokopedia
Untuk beberapa produk, harga di situs belanja ini jauh lebih murah di banding situs belanja lainnya. Saya biasanya searching DVD edukatif buat anak. Banyak pilihannya dan juga harganya jauh lebih bersaing di sini. Selain itu, saya selalu mempertimbangkan testimoni dari para pembelinya juga. Dan, ternyata kebanyakan mereka puas.

5.             JD.ID
Meskipun belanja di situs yang satu ini nggak sesering di situs belanja yang lain. Tapi, situs belanja ini pun lumayan memanjakan custumer-nya lho. Kalau kita pandai memannfaatkan momen, belanja di situs ini pun sangat menguntungkan.

Itulah 5 situs belanja yang sering saya kunjungi. Intinya saya selalu mencari yang amanah, harga bersahabat dan juga tentunya barang berkualitas. Tapi, sejauh ini menggunakan situs-situs belanja tersebut, sama sekali belum pernah mengecewakan. Malah yang ada saya merasa sangat terbantu.

Ya, bagi saya, di era digital sekarang ini, kita tidak mungkin bisa lari dari perkembangan teknologi yang begitu pesat. Kalau kita masih bertahan dengan cara konvensional, siap-siap saja kita tertinggal dari yang lain. Karena yang paling baik itu bukan menghindar tapi bersikap bijak.

Sunday, December 16, 2018

5 Kebahagiaan Sederhana Versi Intan Daswan

December 16, 2018 0 Comments



Bahagi itu sederhana. Sebuah ungkapan yang sangat familiar di telinga kita. Tapi, apa benar bahagia itu sederhana? Apa betul menjadi bahagia itu semudah kita mengucapkannya?

Saya tidak akan sok bijak dengan mengatakan bahagia itu sangat sederhana. Karena saya sendiri terkadang tidak bisa tersenyum lebar ketika hati dan pikiran sedang tak enak. Namun, perlu kita sadari bersama, kita itu manusia. Pastilah ada sisi kesadaran tersendiri untuk mengaminkan ungkapan tersebut.

Saya pribadi pun, yang masih sering mengeluh dan belum bisa sebijak orang lain, mengakui kalau sebenarnya menjadi bahagia itu sederhana. Bagi saya ada 5 hal yang bisa membuat saya tersenyum penuh syukur di tengah kondisi hati dan pikiran tak menentu. Apa aja kelima kebahagiaan sederhana versi saya? Taraaa… Ini dia 5 kebahagiaan sederhana versi Intan Daswan:
1.        Melihat suami dan anak-anak sehat dan senantiasa dekat dengan Allah



Entah kenapa, saya tidak pernah putus berdoa agar suami dan anak-anak senantiasa diberikan kesehatan. Bagi saya, nikmat sehat itu jauh lebih berharga daripada apapun. Selain itu, saya merasa sangat bahagia ketika melihat suami dan anak-anak dekat dengan Allah. Apalagi yang hendak dicari selain ketenangan melihat orang-orang yang disayangi dengan Allah Swt.

2.        Mendapat perhatian dan quality time dari suami



Bahasa cinta saya itu salah satunya quality time. Saya jauh akan lebih senang ketika suami mau berlama-lama berbagi cerita dengan saya. Bagi saya, kehadiran fisik dan juga pikiran jauh lebih penting dan berharga daripada limpahan hadiah atau harta.

3.        Bisa posting tulisan di blog setiap hari



Bagi seorang yang passion-nya di dunia kata, bisa menuis setiap hari itu kebahagiaan tersendiri lho. Termasuk berhasil posting setiap hari meski harus terjeda tangis dan demoan 2 krucil hehehe… Bagi saya, ada kepuasan tersendiri kalau postingan udah nongol di blog. Ah, rasanya seperti berhasil melewati perjuangan yang luar biasa gitu hehehe…

4.        Memiliki berat badan ideal 

Sumber: www.brilio.net

Nah, ini nih yang selalu dirindu setiap wanita di seluruh dunia. Memiliki badan idela meski sudah melahirkan dan dalam kondisi menyusui. Bagi saya, yang sebelum menikah memiliki berat badan selalu di angka 45 atau 46, ini menjadi PR besar bagi saya untuk turun 3 kg lagi. It’s so hard. Maklum setelah jadi emak-emak, jadi lebih nyunnah, mubazir kalau lihat sisa makan anak tuh hahaha…

5.        Bisa berkomunikasi dengan mamah dan bapak setiap hari



Ah, baper deh kalau nulis ini. Maklum bisa bertemu mereka satu tahun sekali saja sudah sangat bersyukur. Risiko jadi perantau mah gini ya? Mau ketemua orang tua aja, nggak bisa setiap hari. Tapi, saya tidak menyesali jalan hidup lho. Karena itu, dengan kecanggihan teknologi, saya bersyukur masih bisa nelpon atau video call-an sama keduanya.

Bagi saya, kelima itulah kebahagiaan sederhana yang saya rasakan. Bukan karena saya bergelimang harta, lantas saya bahagia. Bukan pula karena limpahan hadiah dari suami, saya bisa tersenyum. Cukup 5 hal tersebut, maka saya sudah akan merasa sangat bahagia.


Saturday, December 15, 2018

Bandung, Panggil Aku untuk Kembali Menyapamu

December 15, 2018 0 Comments



“Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi.” (Pidi Baiq)

Sebuah quote yang aku banget. Ya, saya suka sekali dengan kata-kata bagiku. Tidak hanya suka, tapi memang apa yang tertuang dalam untaian kata itu, benar-benar saya rasakan.



Sempat tinggal di kota yang dijuluki kota kembang ini, membuat saya sangat jatuh cinta dengannya. Saya bahkan tidak bisa berpindah ke lain kota. Selalu ada saja tarikan magnet yang kuat yang membuat saya rindu akan kota ini.

Mulai dari udaranya yang sejuk, orang-orangnya yang ramah, dan atmosfer ketenangan jiwa yang tidak ada di tempat lain. Aura positif selalu saja saya temui di kota ini. Setiap sudut kota seakan menawarkan senyuman kedamaian.



Di kota ini, saya pernah menorehkan banyak cerita. Ada alur bagaimana saya menjemput setiap impian. Ada kisah bagaimana saya berdamai dengan diri. Kota yang mengajarkan saya untuk lebih dewasa. Kota yang membersamai saya menata hati dan diri.

Kota Bandung, kota yang selalu ada dalam setiap celah pikir dan perasaan saya. Kota yang tak pernah alfa saya sebut agar saya bisa kembali menyapanya. Ada cinta, ada harapan dan ada impian besar menanti di kota ini.

Bagi saya, tidak pernah ada yang bisa menggantikannya di hati saya. Tidak pernah bosan mengingat kota penuh cinta ini. Tak pernah lelah meminta kepada Sang Pencipta untuk bisa menjejakkan kaki di kota ini lagi.

Saya ingin menorehkan kembali halaman demi halaman cerita hidup di masa ini dan masa depan. Menanti kehidupan hakiki di kota ini agar bisa mempersiapkan bekal yang berarti. Karena di kota ini, ada banyak cara untuk bisa lebih dekat dengan Ilahi.



Salah satu imipian terbesar saya memang ingin kembali ke kota ini. Selain karena ada orang-orang yang saya sayangi, saya juga ingin meng-upgrade diri di sini. Entah kenapa, saya merasakan kenyamanan yang luar biasa di kota ini, dan tidak saya temui di tempat lain. Bagi saya, Bandung memang memiliki aura yang kuat untuk mengajak saya menyapanya kembali.


Friday, December 14, 2018

Saat Saya Kecil

December 14, 2018 0 Comments



Masa kecil itu, masa yang paling sulit dilupakan. Sesulit atau sesedih apapun masa kecil, pastilah akan tetap terpatri dalam perjalanan hidup kita. Meskipun kita berusaha untuk melupakannya, tapi alam bawah sadar akan tetap menyimpan memori yang sudah tersimpan itu.

Begitu pun saya. Terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang biasa-biasa saja. Saya bukan anak kyai dan tidak ada darah priyayi. Saya juga bukan berasal dari keluarga konglomerat dan tidak ada garis keturunan pejabat.

Saya hanyalah seseorang yang terlahir dari ibu yang luar biasa. Beliau sosok wanita idola saya. Darinya saya belajar tentang arti cinta, ketulusan dan pengorbanan. Wanita terhebat yang pernah saya kenal. Bagi saya, beliau adalah guru kehidupan yang telah mengajarkan anak-anaknya tentang makna hidup yang sebenarnya.

Saya juga dibesarkan dalam bimbingan dan pendidikan dari seorang ayah yang tidak kalah luar biasanya. Darinya saya belajar kedisiplinan, perjuangan hidup dan kerja keras. Beliaulah yang pertama mengajarkan saya tentang ilmu agama dan ilmu bahasa. Tidak hanya itu, beliau juga yang pertama kali memperkenalkan saya dengan dunia literasi.



Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, tentu saja menjadi hal yang sangat lumrah bagi saya menjadi anak manja. Sebutan anak mamah melekat kuat, bahkan sampai sekarang pun. Sering mendapat privilege sudah bukan hal yang aneh.



Apalagi saya memang terlahir berbeda. Ya, dari sejak bayi sampai remaja, label anak penyakitan melekat kuat. Karena sering sakit-sakitan itulah, saya pun diperlakukan berbeda oleh kedua orang tua dan keempat kakak. Mereka mem-protect saya, bahkan mungkin boleh dibilang berlebihan.

Masa kecil saya memang tidak seindah yang lain. Saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Obat-obatan, jarum suntik, dokter dan rumah sakit menjadi sahabat setia saya setiap saat. Terkadang saya lelah dengan ritme hidup yang sudah bisa ditebak. Dalam satu bulan saya bisa dua kali periksa ke dokter. Minum obat tidak boleh telat. Dan, satu hal lagi, saya tidak boleh terlalu capek dan banyak aktivitas. How pitty I am!

Jujur, saat itu, saya sering merasa iri dengan teman-teman sebaya. Melihat mereka bisa tertawa riang bermain bebas setiap saat. Sedangkan saya, keluar rumah hanya untuk sekolah, setelah itu aktivitas kebanyakan di rumah. Alasan satu, kedua orang tua saya khawatir kalau sakit yang saya derita bisa kambuh.

Lelah dan bosan dengan rutinitas yang terlihat sangat tidak menarik. Seringkali saya mengeluh karena kondisi tubuh yang ringkih. Tapi, saya beruntung memiliki dua orang hebat. Ya, kedua orang tua saya selalu memotivasi setiap hari. Mereka selalu mengatakan kalau saya bisa lebih baik dari teman-teman.



Dengan caranya, kedua orang tua menemani saya menjemput impian. Dan, itu terbukti, meskipun saya sering izin karena sakit, tapi selalu mendapatkan peringkat 3 besar di sekolah. Selain, saya juga sering ditunjuk untuk mewakili sekolah mengikuti lomba mengarang dan membaca cepat.

Kondisi tubuh saya memang lemah, tapi saya masih bisa meraih apa yang saya impikan. Mungkin kalau dilihat secara kasat mata, masa kecil saya tidak semenarik yang lain. Namun, setidaknya masa kecil saya sangat berarti dalam membentuk saya sehingga bisa seperti sekarang. Kejadian demi kejadian yang saya alami ketika masih kecil, menjadikan saya bisa lebih menghargai dan memaknai hidup dan kehidupan.

Thursday, December 13, 2018

5 Keinginan yang Belum Tercapai

December 13, 2018 0 Comments



Nggak terasa ya tahun 2018 tinggal beberapa hari lagi akan meninggalkan kita. Ada banyak cerita yang selalu akan dikenang di tahun ini. Ada banyak impian yang tercapai, tapi ada juga yang belum bisa terwujud.

Saya bersyukur ada banyak pencapain yang saya dapatkan dan alami di tahun 2018 ini. Namun, saya juga harus terus berusaha karena ada beberapa impian yang belum bisa saya capai. Apa aja ya? Ini dia 5 keinginan saya yang belum tercapai:
1.        Menghafal Al Quran
Ini adalah salah satu keinginan terbesar saya. Menghafal ayat-ayat Allah dan memahaminya agar saya bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Saya akui kalau saya ini mudah sekali tertekan. Saya termasuk orang yang kurang bisa mengontrol emosi, baperan dan mudah tersinggung. Tapi, satu hal yang saya yakini, dengan cara sering berkomunikasi dengan Al Quran, saya merasa jauh lebih tenang. Di tahun ini saya sudah berusaha untuk menghafal, tapi tidak sesuai target. Semoga saja di tahun depan, target hafalan saya bisa tercapai. Aamiin…

2.        Menerbitkan buku cerita anak
Sebagai orang yang suka dengan dunia literasi, tentu saja punya keinginan untuk menghasilkan karya. Dan, salah satu impian saya ingin sekali menerbitkan buku cerita anak. Di tahun ini saya sudah mencoba menulis novel anak dan mengirimkannya ke penerbit, tapi belum berjodoh. Namun, saya akan terus berusaha untuk mewujudkan impian yang tertunda ini.

3.        Membiasakan olahraga
Ini tuh niat dari zaman habis lahiran anak pertama. Pas lihat perubahan gerak angka timbangan ke sebelah kanan terus, saya langsung berniat untuk rajin berolahraga. Berhasil? Konsistenkah? Hmmm… Sejujurnya, tidak. Take an exercise starts tomorrow. Tapi, setelah punya anak dua, baru terasa nih badan kok kayak nggak selincah dulu, kancil kali lincah hehehe... Nah, karena alasana itulah, saya tuliskan niat baik lillahita’ala ini di tahun 2018. Namun, kembali lagi, hanya bertahan beberapa hari saja. Sepertinya niatnya harus dikuatkan lagi di tahun 2019. Doakan saja hehehe…

4.        Tinggal di Bandung
Sebenarnya ini keinginan terpendam sih. Bukan artinya saya tidak bersyukur dan tidak menikmati tinggal di kota yang sekarang saya tinggali. Tapi, sepertinya tarikan magnet kota kembang begitu kuat. Auranya membuat hati ingin segera bisa menyapa kembali bumi parahyangan di saat pagi dan senja. Tidak hanya karena rasa kangen akan orang tua yang begitu besar, tapi atmosfer recharge ilmu dan keimanan yang saya rindukan.

5.        Memiliki rumah
Sebenarnya keinginan ini sudah sempat akan terwujud di tahun ini, tapi Allah berkehendak lain. Ada hal yang membuat keinginan itu belum terwujud. Namun, bagi saya dan suami, ini semua bukan menjadi sebuah masalah besar, toh usia pernikahan kami pun baru 4 tahun. Perjalanan kami masih panjang, kalau masalah belum punya rumah, ya dijalani aja. Karena bagi saya nikmat sehat dan keluarga samara jauh lebih berharga.

Itulah 5 keinginan yang belum tercapai. Sepertinya saya butuh doa dan usaha yang ekstrim agar bisa terwujud. Kalau hanya sekadar rencana tanpa action apalagi lupa berdoa, ya jangan harap semua impian itu akan bisa diraih. Yap, bismillah… Semoga di tahun depan, saya bisa lebih baik dan dimudahkan dalam mewujudkan setiap impian. Aamiin…