POLRI PRESISI (Prediktif, Responsibilty, Transparansi dan
Berkeadilan). PRESISI, sebuah konsep yang digagas oleh Kapolri
Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Konsep ini menggantikan jargon selama dua
era Kapolri sebelumnya, yaitu PROMOTER (Professional, Modern, Terpercaya).
Dengan pendekatan PRESISI, Kapolri berharap kepolisian bisa
berbenah menjadi lebih baik. Bertransformasi dari segala sisi agar visi dan
misi bisa tercapai. Kepolisian pun diharapkan bisa membuat pelayanan yang lebih
terintegritasi, modern, mudah dan cepat serta tetap mengedepankan sisi
humanis.
PREDIKTIF, atau kita mengenalnya predictive policing,
sebuah kemampuan untuk memprediksi situasi, kondisi dan permasalahan serta
potensi gangguan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) melalui
prediksi yang didasarkan pada analisis fakta, data dan informasi.
Di era big data saat ini, predictive policing memang
sangat relevan diterapkan. Kita tahu bahwa Big Data bersumber dari berbagai
public record. Kepolisian sendiri memiliki public record dalam data SIM, STNK,
SKCK, BAP dan lain-lain. Data-data tersebut bisa menjadi sumber informasi dalam
menerapkan predictive policing. Dan, tentu sangat mungkin dan mudah
ketika pihak kepolisian bisa bekerja sama dengan instansi lain yang terkait
untuk menautkan public record tersebut. Misalnya saja, ditautkan dengan data di
KTP, Paspor dan lain sebagainya.
Dengan seperti itu, kepolisian akan dengan mudah mengungkap suatu
kasus. Karena semuanya serba terintegrasi. Hanya dengan menautkan public
record, kepolisian bisa memprediksi dengan lebih cepat dan bahkan akurat.
Jadi, predictive policing memang sangat tepat
untuk dijalankan di era digital saat ini. Kepolisian akan tertinggal ketika
masih menggunakan cara-cara lama. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan juga era
big data, ditambah dengan kebijakan yang tepat, maka kepolisian akan
benar-benar bisa menjalankan tugasnya menegakkan hukum yang sebenar-benarnya di
negeri tercinta ini.
Pendekatan berikutnya ialah RESPONSIBILITY. Dengan konsep
RESPONSIBILITY atau tanggung jawab, diharapkan jajaran kepolisian dapat
memiliki sikap tanggung jawab atas tugasnya. Tanggung jawab di sini maksudnya
bisa dilihat dari ucapan, sikap, perilaku dan pelaksanaan tugas.
Dalam hal ini, diharapkan semua jajaran kepolisian bisa bersikap
penuh tanggung jawab atas amanah sebagai abdi Negara. Bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan, tidak tebang pilih, tidak tumpul ke atas dan tajam ke
bawah. Karena seringkali kita dengar dan lihat, banyak kasus yang pada akhirnya
rakyat biasa tidak bisa mengecap manfaat dari hukum yang ada di negeri
ini.
Konsep terakhir ialah TRANSPARANSI BERKEADILAN. Dengan konsep ini
kepolisian diharapkan bisa bersikap adil, berpihak kepada kebenaran, dan dapat
dengan mudah diawasi. Kepolisian sebagai pengayom masyarakat bisa berpihak
kepada keadilan bukan penguasa atau kekuasaan.
Patut kita akui, konsep PRESISI memang benar-benar relevan untuk
diterapkan saat ini. Di era digital dan big data, transparansi menjadi sesuatu
yang penting. Perubahan pola pikir dan juga latar belakang pendidikan yang
sudah semakin baik menjadikan masyarakat Indonesia sudah sangat melek dengan
kondisi yang ada.
Saat ini, sudah bukan saatnya lagi Polri bersikap eksklusif. Polri
harus bersikap transparan. Satu hal yang harus diingat, Polri itu harus
benar-benar melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Tanpa pandang bulu
dan tanpa tebang pilih. Keadilan menjadi sesuatu yang mutlak. Kebenaran menjadi
satu-satunya yang harus ditegakkan.
Dengan konsep PRESISI ini, masyarakat berharap Polri bisa
bertransformasi menjadi lebih baik. Kita merindukan transformasi Polri dari
segala sisi. Polri harus mampu mengubah image
negative yang sudah tersebar karena ulah segelintir oknum.
Dengan pendekatan PRESISI, tidak ada lagi pernyataan yang muncul
kalau keadilan itu hanya milik mereka yang berdasi dan berdigit panjang. Tidak
ada akan ada lagi kasus yang berujung abu-abu, tanpa penyelesaian dan hukuman
yang tepat. Keadilan itu benar-benar milik semua warga Indonesia tanpa kecuali.
Kini, saatnya Polri mengganti ‘baju’ dengan yang lebih baik dan tepat digunakan di era digital ini. Polri bisa tetap menampilkan sosok yang berwibawa dan disegani, tapi hadir dengan sisi humanis yang bisa merangkul masyarakat tanpa pandang bulu, tanpa tebang pilih. Sudah saatnya, Polri bersinergi untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban negeri ini.