Pernah mendengar kata-kata di atas? Hmmm… Bagi
saya dan suami, gadget itu bukan musuh, internet itu bukan monster. Keduanya
bisa menjadi sahabat, bahkan partner
dalam membersamai buah hati. Bukan gadget atau internetnya yang harus
disalahkan ketika ada yang tidak baik dengan kondisi anak-anak kita, tapi coba
lihat cara kita dalam membersamai mereka.
Gadget dan internet itu hanyalah alat. Sama
halnya ketika anak kita memegang gunting. Jika yang dipegang itu gunting yang
memang dikhususkan untuk anak-anak, kenapa kita melarangnya? Atau, ketika
memang ia butuh untuk menggunakan gunting yang agak tajam, kita bisa
mengizinkannya dengan pendampingan kita sebagai orang tua.
Jadi, menurut saya, terkadang kita ini latah
dengan ilmu parenting yang baru dipelajari. Melihat ada orang tua yang melarang
keras anaknya untuk menggunakan gawai, dan anak tersebut tumbuh menjadi pribadi
yang cerdas dan baik, lalu ikut-ikutan untuk menjauhkan buah hati kita dari
gawai tanpa melihat faktor pendukung lain.
Kita merasa gawai dan internet itu monster
menakutkan yang akan merusak masa depan anak kita. Kita larang anak-anak untuk
bersentuhan dengan gadget. Di rumah, anak-anak sama sekali tidak boleh
bersinggungan dengan internet.
Memang hal tersebut tidak salah, tapi
kembali lagi, ada banyak faktor yang menyebabkan seorang anak itu tumbuh
menjadi pribadi yang baik dan cerdas. Tidak bisa kita hanya melihat dari satu
sisi saja.
Membersamai
Generasi Alpha
Memiliki anak yang lahir di era digital,
memaksa diri ini untuk terus belajar. Otak mereka jauh lebih canggih daripada
kita. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang sejak lahir sudah sangat familiar
dengan semua hal yang berhubungan dengan teknologi.
Rasanya sangat tidak mungkin kita menjauhkan
Generasi Alpha ini dengan segala hal yang berhubungan dengan dunia digital.
Kita telah ‘menyalahi fitrah’ ketika kita melarang mereka untuk menggunakan
gawai dan juga internet.
Dari sejak bayi sudah sangat familiar dengan gawai
Mungkin lebih tepatnya bukan melarang, tapi
mendampingi. Sebagai orang tua, kita harus cerdas dan bijak dalam membersamai
anak-anak yang lahir di era digital. Ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam
menemani tumbuh kembang buah hati di era kecanggihan teknologi ini,
diantaranya:
- Dampingi bukan Jauhi
Berikan waktu untuk mendampingi mereka
ketika harus menggunakan fasilitas internet. Bukan memberikan begitu saja dan
kita memilih untuk ‘anteng’ sendiri. Tapi, yang perlu digarisbawahi, pendampingan
pun harus sesuai dengan usianya.
- Pahami bukan Batasi
Berikan mereka pemahaman yang tepat tentang dunia
digital. Selain itu, kita juga harus memahami karakter dan kebutuhan mereka
sesuai dengan usianya. Jangan asal membatasi tanpa diskusi, karena mereka juga
pasti ingin dipahami.
- Beri Teladan bukan Hakimi
Ketika kita ingin anak-anak kita menggunakan
gawai dan internet dengan cerdas serta bijak, maka kita sendiri yang harus
lebih dulu seperti itu. Jangan sampai kita membuat aturan untuk anak, sedangkan
kita bisa seenaknya menggunakan gawai dan berselancar di dunia maya.
- Empati bukan Antipati
Bersikaplah empati kepada Generasi Alpha. Mereka
terlahir dan besar di era digital. Pahami kalau saat ini memang zamannya serba
digital. Gawai dan internet bukan sebuah kemewahan tapi menjadi sebuah
kebutuhan.
- Manfaatkan bukan Menyalahkan
Kehadiran teknologi itu adalah salah satu
efek dari perubahan zaman. Adanya internet itu memang sudah seharusnya ada
karena memang orang membutuhkan hal itu. Kita hidup di era digital, jadi kita
tidak akan bisa hidup tanpa memanfaatkan kecanggihan teknologi. Jangan pernah
berpikir, internet itu hanya memberika efek negative. Karena patut kita akui,
manfaatnya jauh lebih banyak.
Kehadiran internet seharusnya bisa menjadi
alat agar bisa mendidik buah hati lebih baik lagi. Saat ini tidak ada lagi
alasan untuk mengatakan kalau kita hanyalah ibu rumah tangga yang nggak bisa
kemana-mana dan belajar banyak.
Di era digital, kita bisa melakukan
aktivitas tanpa batas. Semua hal bisa kita dapatkan tanpa terbatas ruang dan
waktu. Semua tinggal klik dan sentuh. Everything in your hands.
IndiHome,
Aktivitas Tanpa Batas bersama Internetnya Indonesia
Beruntung menjadi pemakai IndiHome sejak tahun
2017. Saat itu ada beberapa alasan kalau kami memang harus menggunakan IndiHome
di rumah, mulai dari kerjaan suami, hobi dibayar saya sebagai penulis dan
blogger, serta memfasilitasi anak pertama untuk belajar. Tidak ketinggalan,
untuk hiburan keluarga kecil kami.
Dari pertama berlangganan IndiHome, kami merasakan
banyak manfaat. Saya sebagai seorang ibu muda yang memutuskan untuk berhenti
dari segala aktivitas di luar rumah, serta memutuskan untuk fokus membersamai
buah hati, menjadikan IndiHome sebagai partner.
Mengajarkan anak banyak hal di ruang digital
Saya bukan tipe orang tua yang melarang anak
untuk bersentuhan dengan dunia digital. Tapi, saya izinkan mereka untuk bisa mendapatkan
banyak manfaat dari dunia digital, namun tetap dalam pengawasan dan
pendampingan.
Ya, saya temani saat mereka melihat tayangan
yang bersifat mendidik. Begitu pun ketika mereka ingin menikmati hiburan. Saya
tidak ingin mereka gagap teknologi atau yang paling menyakitkan hati dan
berbahaya ketika mereka berselancar di dunia maya secara sembunyi-sembunyi.
Karena kembali lagi, mereka itu Generasi yangdari sejak lahir saja sudah
familiar dengan semua hal yang berbau digital. Jadi tidak ada yang ketika
mereka memanfaatkan layanan intenet di rumah.
Setelah berlangganan IndiHome, kami sangat
terbantu. Koneksinya yang stabil menjadi alasan kami memilih menjadi pelanggan
setia IndiHome. Manfaat yang sangat terasa ketika pandemi. Di saat suami harus Work From Home (WFH) dan anak pertama
kami School From Home (SFH). Mereka
mengikuti aktivitas di ruang Zoom Meeting
pada jam yang sama. Bahkan, tak jarang saya pun harus mengikuti Webinar untuk
kepentingan Blogger Job di waktu yang bersamaan pula.
Kebayang kan, gimana kalau layanan internet
nggak stabil? Aduh, bisa bikin emosi. Apalagi Si Kakak setelah mengikuti
pembelajaran di Zoom Meeting, dilanjutkan dengan Video Call membaca dan mengaji
setiap hari.
Untung pakai IndiHome, itulah yang sering
terlontar dari mulut saya dan suami. Di era digital, tentu saja kita sangat bergantung
dengan internet. Saat ini, apapun membutuhkan koneksi internet. Mulai dari
urusan kebutuhan rumah tangga, pendidikan, pekerjaan, hingga hiburan. Sulit
sekali mencari celah untuk menghindar dari koneksi internet. Hmmm… Coba
bayangkan, sehari saja kita terputus dari koneksi internet? Masih bisa bertahan
atau menjadi galau?
Komitmen Telkom Indonesia untuk menghadirkan
jaringan internet yang bagus dan terus berinovasi, patut diapresiasi. Kehadiran
IndiHome tidak hanya memfasilitas untuk kepentingan edukasi tapi juga hiburan.
IndiHome paham akan makna keseimbangan. Di
saat orang begitu intim dengan dunia digital, IndiHome memberi solusi agar kita
bisa tetap melakukan aktivitas tanpa batas. Terima kasih IndiHome. IndiHome
benar-benar internetnya Indonesia.
No comments:
Post a Comment