Kenali Masalah Remaja dan Solusinya (Dikutip dari buku "Retweet, Yuk!)
“Kamu
tuh gimana sih, jadi anak kok susah banget dibilangin.”
“Pokoknya
kamu harus ikut les matematika.”
“Masa
kayak gitu aja nggak bisa.”
“Kamu
kok kerjaannya main hp terus sih.”
Gimana, buat adik-adik yang masih remaja,
pernah nggak mendengar kata-kata di atas? Terus, gimana rasanya?
Rasanya pengen tutup telinga aja ya? Kalau udah
terlanjur masuk telinga kanan, pengen terus ngalir ke telinga kiri ya, kan?
Hmm… Kok saya bisa tahu? Ya tahulah, selain
pernah jadi remaja, saya juga pernah mendampingi anak-anak remaja selama kurang
lebih 13 tahun. Mendengar curhatan para remaja hampir setiap hari.
Bagi kita orang dewasa, boleh saja
mengatakan kalau masalah remaja itu tidak serumit masalah kita. Tapi, berbeda
dengan mereka. Usia yang baru saja naik dari usia anak-anak. Dari kematangan
berpikir tentu saja masih belum, mereka masih berproses belajar memaknai
kehidupan. Jadi wajar saja kalau seringkali kita merasa dunia remaja itu
unpredictable. Seakan-akan ada sekat yang begitu tebal untuk bisa berkomunikasi
dengan mereka. Begitu pun sebaliknya, para remaja merasa orang dewasa tidak
peka dengan apa yang mereka rasa dan pikir. Orang dewasa terlalu menuntut lebih
dari mereka, nggak asyik dan super ribet.
Oke, dalam buku “Retweet, Yuk” saya bahasa
detail tentang itu semua. Saya tuliskan apa saja masalah yang ada. Dan, kali
ini yang ingin saya bagi salah satu solusi dari permasalahan yang sering
terjadi.
Ya, sebenarnya inti masalahnya adalah kita
tidak benar-benar saling mengenal dan memahami. Bukan anaknya yang selalu salah
atau orang tua yang tidak peka, tapi kita sama-sama harus terus belajar
menggali ilmu tentang memahami diri sendiri dan orang lain.
Contohnya saja, ketika adik-adik remaja
merasa memiliki ibu yang cerewet luar biasa. Komentator sepakbola mah kalah deh
sama emak kita. Nah, tahu nggak? Menurut Buku Ensiklopedia Mukjizat Al Quran
dan Hadis, diterangkan bahwa para ilmuwan menemukan bahwa otak wanita pada
wilayah bahasa dan aktivitas motorik serta emosi, tumbuh lebih cepat enam kali lipat
dibanding dibanding otak pria. Otak pria
sendiri berada pada wilayah deskripsi kosong, lapang, dan pembatasan tujuan, tumbuh
lebih cepat enam kali lipat dibanding otak wanita.
Dari pernyataan di atas, jelas sekali alasan
mengapa lebih banyak ibu-ibu atau wanita yang suka banyak bicara. Jadi,
sekarang kamu nggak perlu heran kalau ibumu lebih cerewet dari ayahmu. Sama
halnya bagi kamu yang cewek, pasti kamu lebih cerewet dari teman atau saudaramu
yang laki-laki. Itu merupakan hal yang biasa.Tapi kalau ada cewek yang pendiam
terus ada juga cowok yang cerewet? Itu baru luar biasa J.
Selain itu, kita juga harus terus belajar
memahami karakter satu sama lain. Menurut Florence Litteur dalam bukunya
Personality Plus, menyebutkana ada empat pola dasar manusia yang harus kita
ketahui, yaitu:
- Sanguinis (yang populer)
- Melankolis (yang sempurna)
- Koleris (yang kuat)
- Phlegmatis (cinta damai)
Bagaimana ciri-ciri dari keempat pola dasar
sifat manusia itu?
- Sanguinis
Orang sanguinis selalu berusaha untuk disenangi oleh orang lain. Mereka sangat suka
sekali berbicara. Selain itu emosinya pun kadang tidak stabil, di saat senang
bisa berteriak kegirangan, dan secepat kilai ia bisa berubah menangis
tersedu-sedu.Orang sanguinis juga kadang pelupa, sulit berkonsentrasi, dan yang
paling penting hidupnya tidak mau diatur.
Sangat mudah mengenali karakter orang
seperti ini. Meja kerjanya pastilah berantakan, sangat sulit untuk tepat waktu,
dan sering lupa pada janji.
Namun, orang sanguinis sangat cepat bergerak
ketika disuruh. Hal ini karena orang-orang dengan karakter seperti ini sering
bertindak dengan tanpa persiapan. Orang sanguinis tidak suka perencanaan yang
matang.
- Melankolis
Ini kebalikan dari sanguinis. Mereka inilah
orang-orang perfeksionis sejati. Apa-apa serba teratur dan tertata rapih. Sebelum
melakukan sesuatu harus ada rencana yang matang terlebih dahulu. Orang
melankolis juga tidak berani berkata jika tidak ada data dan fakta yang kuat.
- Koleris
Orang koleris sangat suka mengatur orang,
memerintah orang lain. Karena sifat inilah, orang koleris sering mendapat
julukan bossy. Orang berkarakter koleris juga sangat suka tantangan dan
petualangan. Ia pantang menyerah pada sesuatu yang ia inginkan. Orang koleris
memang terkenal dengan tekadnya yang kuat.
- Plegmatis
Sifatnya yang kalem membuat ia rela
mengerjakan sesuatu yang sebenarnya tidak ia sukai. Hal itu ia lakukan karena
ia tidak ingin terjadi konflik dengan siapapun juga.
Orang plegmatis terlihat dingin dan kurang
bersemangat. Tapi ia merupakan seorang pendengar yang baik. Namun, jangan harap
ia akan mengeluarkan pendapat dan
memutuskan sesuatu dengan cepat. Orang dengan karakter ini sangat butuh
motivasi dari orang-orang di sekitarnya.
Untuk lebih jelas, di bawah ini ada bagan tentang
empat pola dasar di atas:
Setelah mengatahui karakter kita apa dan
karakter orang lain apa, maka kita akan dengan mudah untuk saling memahami. Dengan
seperti itu, tentu saja akan meminimalisir masalah. Adik-adik akan paham kalau
tujuan orang tua itu baik, dan orang tua pun akan paham kalau anak remajanya
bukan tidak hormat, apalagi tidak sayang. Itu semua kembali kepada pola dasar
atau watak dari kita. Dan, tentu saja cara setiap orang untuk mengekspresikan
rasa sayang dan bagaimana ia ingin disayang itu berbeda.
Jadi, intinya jangan pernah menghakimi dulu.
Tapi, berpikirlah kalau setiap dari kita itu terlahir unik dengan watak bawaan.
Cobalah untuk saling memahami.
Buat adik-adik remaja, masa remaja itu hanya
diberikan satu kali oleh Yang Maha Kuasa, isilah dengan kisah yang baik untuk
dikenang, baik itu oleh kita sendiri ataupun orang-orang di sekitar kita. Penyesalan
itu akan datang kemudian. Ketika masa remaja diisi dengna hal-hal baik, maka
kita akan dengan mudah menjalani masa dewasa.
Buat teman-teman orang tua, yuk terus
belajar dalam membersamai anak-anak remaja. Mereka hanya butuh telinga untuk
mendengar curhatannya. Mereka hanya butuh tangan untuk memeluk ketika mereka
merasa lelah. Mereka hanya butuh ruang untuk dimengerti dan dianggap sebagai
sosok manusia yang sedang belajar melangkah dan memaknai hidup.
Oya, saya juga membahas tema ini di Intan Daswan Channel
Think positive. Do the best! :)