Follow Us @soratemplates

Sunday, June 24, 2018

Ajarkan 2S Kepada Si Kecil



Menjadi ibu adalah proses belajar tanpa henti. Memang betul kita tidak bisa menjumpai satu universitas dimanapun yang memiliki program studi ibu rumah tangga. Tidak ada sekolah tinggi yang melahirkan sarjana-sarjana dengan titel ibu rumah tangga.

Padahal kalau dipikir-pikir, menjadi ibu itu sebuah profesi dunia akhirat. Tanggungjawab yang diemban bukan lagi urusannya dengan manusia, tapi dengan Sang Pencipta. Tidak ada kata cuti atau mungkin libur saat tanggal merah. Gaji yang diterima bukan lagi lembaran rupiah tapi tak terhitung nominalnya.

Sebenarnya semua orang sudah memahami itu. Namun, terkadang keegoan diri membuat kita lupa dengan semua itu. Tak jarang bila kita tidak mencoba memahami makna tersirat dari tugas mulia ini, ada saatnya kita merasa lelah dan bosan. Titik kewarasan kita seakan terus berkurang, hingga tidak sedikit yang mengalami depresi. Tapi, ketika kita mampu memahami tujuannya, maka hanya akan ada rasa syukur yang terucap.

Ya, saya tidak akan berbicara tentang orang lain. Saya hanya akan melihat diri sendiri. Bercermin diri untuk mematut sikap yang telah dilakukan. Menjadi seorang ibu memang cita-cita semua wanita, termasuk saya. Alhamdulillah setelah menikah saya langsung diamanahi janin di dalam rahim. Saat ini, malaikat kecil itu sudah berumur 2 tahun 9 bulan.

Bagi saya dan juga khususnya suami, memiliki anak pertama laki-laki merupakan sebuah anugerah tersendiri. Ada kebahagiaan tersendiri ketika tangis dan senyumnya memberi warna dalam cerita kehidupan keluarga kecil kami. Malaikat kecil yang kelak akan tumbuh menjadi seorang pemimpin. Saya dan suami bertekad untuk terus membersamainya penuh cinta dan kasih sayang dalam dekapan iman.

Membersamai tumbuh kembang anak laki-laki tentulah berbeda dengan anak perempuan. Kelak ia akan tumbuh menjadi lelaki dewasa. Karena alasan itulah, saya terus belajar agar bisa menjadi ibu yang dapat mendidiknya menjadi pribadi berjiwa pemimpin. Sebagai madrasah pertama baginya, tugas saya adalah membekalinya dengan iman dan ilmu yang kuat.

Tentu saja tidak hanya bekal untuk kehidupan di dunia, tapi juga untuk bekal di kehidupan yang kekal di kampung akhirat. Saya dan suami menanamkan sejak ia masih berada dalam alam rahim. Kami berdua selalu mengatakan kalau ia pribadi yang sholeh, cerdas dan hafidz.

Doa itu melekat. Saya dan suami bersyukur dan sangat bersyukur luar biasa. Tidak ada kesulitan yang berarti dalam menemani tumbuh kembang buah hati kami. Di usianya yang belum genap 3 tahun, semangat untuk sholat berjamaah di masjid, membuat kami geleng kepala. Bahkan ketika ia dalam posisi tidur atau main, ia akan otomatis meminta untuk segera pergi ke masjid.



Sebenarnya pembiasaan untuk sholat sudah kami terapkan sejak ia mulai bisa diajak bicara. Ia selalu ikut sholat bersamaku di setiap waktu sholat. Tapi, pembiasaan untuk sholat berjamaah di masjid, baru kami biasakan sejak bulan Ramadhan tahun ini. Ternyata efek positinya luar biasa kami rasakan.

Ia seperti memiliki alarm tersendiri untuk selalu mengingatkan kalau sudah masuk waktu sholat. Saya dan suami seringkali merasa malu dengan semangat anak pertama kami. Tapi, di sisi lain kami bersyukur, karena ia bisa menjadi pengingat agar kami terus berbenah diri.

Tidak hanya pembiasaan sholat yang kami perkenalkan kepada buah hati. Tapi, semangat berbagi pun sudah kami ajarkan sejak dini. Sejak usianya menginjak 2 tahun, ia kami biasakan untuk bersedekah setiap shubuh. Kami sediakan kaleng sedekah yang akan diisi olehnya setiap shubuh.

Tentu saja, saat ini berbagi itu bisa dilakukan dengan banyak cara. Di era digital, ada banyak kemudahan yang bisa kita dapatkan. Contohnya saja, dengan adanya aplikasi TCASH, kita bisa berbagi pulsa kepada orang lain dengan mudah. Kami pun merasa diberikan kemudahan untuk berbagi pulsa, misalnya saja kepada orang tua. 

Sebenarnya TCASH tidak hanya untuk pulsa juga. Kita juga bisa membeli berbagai produk makanan dan minuman atau bahkan tiket mudik.  Tinggal klik MerchantTCASH aja. Untuk detailnya kepoin aja cara pakai TCASH biar lebih jelas deh. Pokoknya dengan #pakeTCASH berbagi menjadi semudah membalikkan telapak tangan. 

Children see, children do. Ya, ungkapan itulah yang membuat kami harus terus belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik. Aku dan suami tidak ingin anak-anak kami meniru hal yang tidak baik dari orang tuanya. Kami selalu bertanya pada diri kami sendiri, bagaimana bisa memiliki anak yang sholeh kalau kami sendiri tidak berusaha untuk terus memperbaiki diri. Dan, tentu saja bulan Ramadhan kali ini menjadi titik awal untuk terus berbenah diri menjadi pribadi yang lebih baik. Karena bagi kita yang sudah memiliki amanah keturunan #JadiBaik itu sebuah keharusan bukan pilihan.

6 comments:

  1. Adeknya emesh,, lyupa dehh dulu namanya siapa ya mbak, pas workshop di green hill itu, hhee
    Smoga jadi sosok pemimpin yang diharapkan ya mbak,

    Tcash emang sangat membantu soal menyalurkan donasi ya mbak hheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya Azka, Mbak Rohmah.
      Aamiin... Makasih doanya, Mbak.

      Mbak Rohmah pengguna TCASH juga ya? :)

      Delete
  2. Inspiratif banget, semoga Generasi anak anak kita menjadi generasi yang selalu memakmurkan masjid. Dan itu berangkat dari tauladan kedua orangtuanya.

    ReplyDelete
  3. Membekali anak-anak kita dengan ilmu Agama dan secara Istiqomah memberikan contoh dalam mengamalkannya merupakan bekal yang sesungguhnya yang akan kita bawa disaat menghadap Sang Khalik.
    ربي هب لي من الصالحين

    ReplyDelete