Follow Us @soratemplates

Friday, March 25, 2022

Happiness is Created not Given

Kebahagiaan Sejati


 

Hapiness. Kebahagiaan. Apa sih kebahagiaan itu? Katanya bahagia itu sederhana. Tapi, mengapa tidak sedikit orang yang merasa dirinya tak bahagia?

 

Tapi, saya pribadi pun terkadang tergoda mencari celah untuk mengeluh dan membandingkan dengan orang lain. Ketika melihat wanita cantik, saya berpikir saya akan bahagia jika saya secantik dia. Ketika melihat orang yang lebih mapan, saya mengkhayal andai saya sekaya dia, pasti saya bahagia. Ketika saya melihat orang yang menurut saya sangat beruntung, saya mengeluh karena tidak seberuntung dirinya.

 

Tapi, pada akhirnya, semakin saya belajar semakin saya paham. Terkadang keegoan menjadikan kita sulit menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Kita terlalu sering memaksa mendefinisikan bahagia dengan meminjam pikiran orang lain. Padahal bahagia itu tidak butuh didefinisikan. Kebahagiaan sejati itu ketika tidak ada ruang kosong dalam hati.

 

Bahagia itu bukan berarti tidak pernah sedih. Karena fitrah kehidupan itu, pastilah ada sedih dan bahagia. Rasa sedih diciptakan agar kita bisa memahami apa itu bahagia.

 

Bahagia itu bukan tanpa air mata. Karena tidak semua air mata tanda kesedihan dan kepedihan. Ada saat dimana air mata adalah bahasa komunikasi paling ampuh. Ketika kata tak lagi bisa menyatakan rasa, maka air matalah yang menjadi penyampai apa yang ada di dalam hati dan pikir.

 

Saat ini, ketika sudah menjadi seorang ibu, saya sadar kalau bahagia itu sebuah keharusan. Meski kadang realita tidak berbanding lurus dengan ekspektasi. Tapi, bahagia itu butuh diusahakan, bukan oleh orang lain dan lingkungan, tapi diri kita sendirilah yang bisa menentukan, mau atau tidak untuk bahagia. Ya, bukan bisa atau tidak bisa, karena memang semua orang bisa bahagia, jika ia mau memilih untuk menjalani hidup dengan bahagia.

 

Seorang ibu itu memiliki gelombang yang begitu kuat. Ketika ia bahagia, sinyal itu akan tersampaikan pada pasangan dan buah hati. Jika seorang ibu bisa tersenyum lebar, maka lihatlah orang-orang yang ada di rumah, pasti akan penuh keceriaan dan kebahagiaan.

 

Sebaliknya, ketika seorang ibu merasa tertekan, sedih, dan selalu mengeluh, maka suasana rumah pun akan terasa horror. Jangankan untuk berbagi cerita, sekadar duduk berdampingan pun, tidak mau.

 

Sebenarnya kalau kita mau mengengarkan dan meihat dengan hati kita, ada banyak alasan untuk bisa bahagia. Memiliki orang-orang tersayang, diamanahi buah hati, memiliki rumah yang nyaman, diberikan kesehatan, bisa makan enak, bisa tidur nyenyak, dan masih banyak lagi hal yang bisa membuat kita bahagia.

 

“Tapi, kan tugas suami juga harus membuat istri menjadi nyaman dan bahagia.”

 

Ya, setuju banget. Tapi, di sini saya ingin berbagi kepada para emak. Kalau ada yang baca tulisan ini bapak-bapak. ANDA PUNYA ANDIL UNTUK MENJADIKAN ISTRI LEBIH BAHAGIA. IA DINIKAHI UNTUK DICINTAI BUKAN (capslock jebol)

 

Nah, sekarang untuk teman-temanku para emak di jagat raya ini. Ingat, maks! Kalau kita menuntut orang lain untuk menjadikan kita bahagia, termasuk suami, lelah hati kita, loh.

 

Kalau menurut saya, bahagia itu hak kita. Yuk, bareng-bareng kita belajar menjadi pribadi yang lebih bahagia. Saya sharing apa yang sudah dan sedang saya lakukan terus untuk untuk bisa tetap bahagia, diantaranya:

  • Selalu hadirkan Allah SWT.

Ini paling penting dari semua cara. Siapa yang menciptakan hati dan otak kita? Mengapa tidak minta perlindungan-Nya agar setiap pikir, ucap dan perilaku kita senantiasa dijaga.

 

Kita ini manusia, kadang imannya naik, kadang turun. Kita bukan malaikat yang senantiasa benar, dan kita pun bukan setan yang selalu salah. Jadi, kuncinya berdoalah agar kita tidak sampai salah jalan.

 

  • Luangkan waktu untuk hobi

Me time is a must. Ketika kita melakukan apa yang kita sukai, maka akan memunculkan hormon kebahagiaan. Kenali apa kesukaan kita, dan luangkan waktu dalam sehari untuk sekadar memberikan reward pada tubuh kita.

 

Menjalani rutinitas sebagai istri dan ibu itu tidak mudah. Seringkali karena lelah, kita sering lupa untuk bersyukur, dan yang ada hanya mengeluh dan bahkan marah dengan keadaan yang ada.

 

Tidak perlu lama, mungkin 15-30 menit setiap hari, setidaknya bisa menyegarkan kembali pikiran dan tubuh kita. Bukan sebuah dosa, kok, kita melipir sejenak sekadar menonton, menulis, mendengarkan musik atau berolahraga ringan.

 

  • Berhentilah Membandingkan Diri Kita dengan Orang Lain

Setiap orang memiliki alur cerita masing-masing. Kita hanyalah lakon dari scenario yang telah dibuat oleh Sang Maha Kuasa. Tidak usah memaksa untuk menjadi seperti orang lain. Jalani, nikmati dan syukuri apa yang kita punya dan dapatkan saat ini.

 

  • Saring apa yang dilihat dan didengar

Hati-hati dengan apa yang kita lihat dan dengar. Kurangilah sedikit-sedikit mendengarkan kata-kata yang tidak baik, lagi-lagu galau dan juga film-film berbau hal-hal negative.

 

Tidak semua komentar orang itu harus ditanggapi. Memang tidak mudah, apalagi bagi orang yang punya karakter overthinking seperti saya. Tapi, belajarlah pelan-pelan untuk bisa berkata “tidak”, dan tutup telinga rapat-rapat untuk komentar yang membuat kita tidak down. Jauhi toxic people yang menjadikan kita tidak produktif.

 

Jangan anggap remeh loh pengaruh mendengarkan dan melihat yang kurang baik. Itu semua bisa mempengaruhi pikiran dan juga hati kita. Mulai saat ini, saringlah apa yang kita dengar dan lihat agar jauh lebih bahagia.

 

  • Kenali Karakter dan Watak serta Bahasa Cinta Kita

Sejak belajar tentang karakter dan watak, saya merasa bisa berdamai dengan diri sendiri. Saya berhenti membandingkan dengan orang lain, karena saya yakin setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

 

Begitu pun dengan mengetahui bahasa cinta. Setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk mengisi baterai cintanya, ada dengan sentuhan, pujian, quality time, pelayanan, dan hadiah. Saya tahu apa yang harus saya perbuat agar tanki cinta saya selalu terisi penuh. Dengan begitu, saya dengan mudah mengalirkan energy positif itu kepada orang lain, terutama pasangan dan buah hati.


baca juga : http://www.intandaswan.com/2018/09/5-bahasa-cinta.html 


  • Jalin Komunikasi Terbuka dengan Orang Terdekat

Komunikasi itu ibarat jalan. Bukankah fungsi jalan itu untuk mengubungkan? Begitu pun kita dengan orang terdekat. Jika kita ingin terhubung dengan baik, lebih lekat dan juga saling mengerti, maka yang kita harus lakukan adalah membangun komunikasi dengan baik terlebih dahulu.

 

Di awal pernikahan, saya sudah katakan kepada suami kalau saya ini seorang Phlegmatis Melankolis. Selain itu saya ceritakan juga, bahasa cinta saya adalah quality time dan sentuhan. Tujuannya, jangan sampai ia merasa sudah melakukan sesuatu yang dianggap bisa membuat saya bahagia, tapi sebenarnya baterai cinta saya masih kosong.

 

  • Bergabunglah dengan komunitas yang supportive

Dengan bergabung bersama orang-orang yang supportive, kita akan fokus pada pada pengembangan diri. Karena pasti akan ada saatnya kita sedang tidak baik-baik saja. Dalam kondisi sepertiini, mereka akan hadir untuk menyemangati kita. Mereka tidak akan mengejek kondisi kita, tapi akan mengajak kita untuk kembali bangkit. Teman-teman di komunitas akan selalu mengajak kita untuk melangkah bersama. That’s the aim of a community.

 

Bagi saya yang memiliki hobi menulis, tentu saja circle-nya nggak akan jauh dari orang-orang yang suka baca dan nulis juga. Ada banyak komunitas yang pernah dan masih saya ikuti, misalnya Kumpulan EmakBlogger. Bergabung di komunitas ini, menjadikan booster tersendiri bagi saya, emak-emak yang belajar untuk tetap berkarya meski berdaster.

 


Bahagia itu urusan rasa, jangan memaksa pikir untuk menerjemahkan. Biarkan hati yang akan memberi makna, agar ia bisa menilai dengan sempurna tanpa harus ada alasan yang memaksa. Karena setiap orang memiliki makna yang berbeda tentang kebahagiaan.


bahagia itu sederhana


 

Menjadi bahagia itu sebuah pilihan. Yuk, kita sama-sama melihat dengan hati, nikmat yang telah Allah SWT berikan. Kita masih punya tubuh yang lengkap, kesehatan, dicukupkan rezeki, dihadirkan orang-orang yang sayang, diberi kesempatan untuk masih tetap menghirup udara dan masih banyak lagi nikmat yang tidak mungkin bisa kita tuliskan. Jadi, apa kita masih pantas untuk bilang kalau kita belum merasakah kebahagiaan?  

 

Siapapun dan dimanapun kalian, yuk, mulai hari ini belajar bersyukur dan ucapkan dalam hati kalau aku adalah pribadi yang beruntung dan bahagia, lalu rasakan akan ada sinyal yang kuat untuk senantiasa menebar senyum dan kebahagiaan. Because happiness is created not given.


No comments:

Post a Comment